PALOPO, PAMORNEWS –Gelapnya malam di Makassar, Jumat , berubah menjadi mencekam ketika api melahap Gedung DPRD Makassar. Di tengah kepulan asap tebal dan kobaran api, satu nama menjadi saksi bisu tragisnya peristiwa: Syaiful.

Ia bukan seorang demonstran, melainkan seorang abdi negara yang sedang menjalankan tugas. Sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kasi Kesra) Kecamatan Ujung Tanah, Syaiful hadir mewakili camatnya untuk menghadiri Rapat Paripurna. Namun, malam yang seharusnya diisi diskusi legislatif itu, berakhir dengan kengerian tak terduga.
Terjebak di Atas, Pilihan Terakhir Sang Pejabat
Ketika kerusuhan pecah dan api mulai menjalar, Syaiful bersama sejumlah staf lainnya terjebak di lantai empat gedung. Panik dan putus asa, mereka mencari jalan keluar. Api yang terus membesar membuat jalan evakuasi tertutup. Dalam situasi hidup dan mati, Syaiful mengambil keputusan yang tak terhindarkan: melompat dari lantai empat demi menghindari kobaran api yang kian mendekat.
Aksi nekatnya itu terekam dan viral di media sosial, menjadi gambaran pilu perjuangan para korban. Syaiful sempat dilarikan ke Rumah Sakit Grestelina, namun luka serius yang dideritanya terlalu parah. Nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Duka dan Pengabdian yang Abadi
Kepergian Syaiful meninggalkan duka mendalam. Pria berusia 43 tahun itu dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam pekerjaannya. Kehadiran mantan sekcam dan kabid di pemkot palopo dalam Rapat Paripurna adalah bentuk pengabdian terakhirnya.
Tragedi ini menjadi pengingat pahit tentang dampak tak terkendali dari sebuah kerusuhan. Syaiful adalah salah satu dari tiga korban jiwa yang jatuh dalam peristiwa naas tersebut. Ia menjadi simbol dari mereka yang tidak bersalah, yang terjebak di antara kobaran api dan kekerasan massa.
Kini, Syaiful telah tiada. Namun, kisahnya akan selalu dikenang sebagai pengorbanan seorang abdi negara yang gugur saat menjalankan tugasnya. Peristiwa di Gedung DPRD Makassar bukan hanya tentang bangunan yang hangus, melainkan tentang nyawa-nyawa yang hilang dan duka yang mendalam bagi keluarga serta bangsa.(***)









