PALU— Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, mengambil sikap tegas dalam menghadapi tantangan pemangkasan anggaran daerah hingga Rp1,2 triliun.
Melalui laman Facebook pribadinya, Gubernur menyatakan bahwa penurunan anggaran tersebut bukanlah halangan, melainkan sebuah “momentum untuk membuktikan bahwa pemerintahan yang cermat dan bijak tetap bisa memberikan hasil terbaik bagi rakyat.”

Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap situasi fiskal daerah yang menuntut pengetatan ikat pinggang, namun pada saat yang sama, memberikan penekanan kuat pada efisiensi dan keberpihakan kebijakan.
Dalam arahannya, Gubernur Hafid secara eksplisit mengingatkan seluruh Kepala Dinas agar “lebih jeli dan cermat dalam menyusun program.” Ia menegaskan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan harus memiliki orientasi tunggal: pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur juga menepis anggapan bahwa dampak kebijakan diukur dari besarnya dana yang dialokasikan.
“Berapa pun anggarannya, tidak jadi soal yang penting setiap kebijakan harus menyentuh kebutuhan rakyat,” tulisnya.
Titik fokus utama dari arahan ini adalah penguatan implementasi “9 Program Berani” yang disebut sebagai “ruh pembangunan Sulawesi Tengah.”
Program-program ini, yang meliputi inisiatif seperti BERANI Cerdas (pendidikan gratis), BERANI Sehat (layanan kesehatan gratis), dan BERANI Sejahtera (peningkatan ekonomi petani), dipandang sebagai instrumen utama untuk memastikan keberpihakan kepada rakyat tetap menjadi prioritas tertinggi, meskipun dengan keterbatasan anggaran.
Sikap kepemimpinan ini menunjukkan komitmen Pemprov Sulteng untuk menjadikan kesulitan finansial sebagai katalisator untuk tata kelola pemerintahan yang lebih disiplin, fokus, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan semangat. (***)











