KUTIM– Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung program transformasi kesehatan yang digagas oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil.
Kepala Dinkes Kutim, dr. Bahrani, menyampaikan bahwa integrasi layanan kesehatan primer, seperti Puskesmas, menjadi salah satu fokus utama dalam transformasi ini. “Kami sedang mengadvokasi integrasi layanan primer sebagai bagian dari enam pilar transformasi kesehatan yang dicanangkan oleh Kemenkes,” ujar dr. Bahrani dalam perbincangannya, Selasa (26/11/2024).
Pilar-pilar transformasi yang dimaksud, lanjut dr. Bahrani, mencakup berbagai aspek penting dalam sistem kesehatan. Di antaranya adalah:
1. *Transformasi Layanan Primer*: Menekankan peningkatan kualitas Puskesmas dengan fasilitas yang lebih lengkap dan integrasi layanan yang lebih baik untuk masyarakat.
2. *Transformasi Layanan Rujukan*: Peningkatan fasilitas rumah sakit di wilayah timur Indonesia, khususnya di Kutim, dengan peralatan medis modern untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik.
3. *Transformasi Ketahanan Kesehatan Nasional*: Meningkatkan ketahanan kesehatan untuk menghadapi potensi krisis kesehatan di masa depan. Hal ini semakin relevan setelah pandemi COVID-19 yang menunjukkan pentingnya kesiapan menghadapi bencana kesehatan.
4. *Transformasi Pembiayaan Kesehatan*: Dengan tercapainya Universal Health Coverage (UHC) di Kutim, masyarakat tidak perlu khawatir tentang pembiayaan kesehatan, karena layanan kesehatan sudah dijamin.
5. *Transformasi SDM Kesehatan*: Dinkes Kutim berkomitmen untuk meningkatkan distribusi tenaga medis, termasuk dokter spesialis, serta mempermudah akses layanan kesehatan di daerah terpencil melalui program Telemedicine.
6. *Transformasi Digitalisasi Kesehatan*: Penggunaan teknologi dalam layanan kesehatan semakin berkembang, salah satunya adalah alat digital untuk memantau perkembangan janin pada ibu hamil, yang mempermudah pemantauan kesehatan dari jarak jauh.
“Kami di Kutim akan terus berupaya agar program-program transformasi ini tidak hanya berjalan dengan baik, tetapi juga memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat,” tutup dr. Bahrani.
Dengan berbagai upaya tersebut, Dinkes Kutim optimis bahwa program transformasi kesehatan ini akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kutai Timur serta mendukung pencapaian standar kesehatan nasional yang lebih baik. (adv)