PALOPO – Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo tengah menggodok sebuah gagasan revolusioner yang berpotensi mengubah lanskap pendidikan dan pengelolaan lingkungan di kawasan timur Indonesia: memungkinkan mahasiswa membayar biaya kuliah menggunakan sampah.
Ide inovatif ini dibahas secara serius oleh Pusat Studi Sustainable Development Goals (SDGs) Unanda dalam sebuah pertemuan terbatas pada 20 Oktober 2025 di Warkop Unanda Palopo.
Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Rektor Dr. Ir. Annas Boceng dan dihadiri oleh jajaran wakil rektor, direktur Pusat Studi SDGs, serta perwakilan organisasi lingkungan, Yayasan Bumi Sawerigading (YBS) dan Wallacea Nusantara Lestari (Wanua Lestari).
Solusi Ganda: Bantuan Ekonomi dan Penanganan Sampah
Rektor Annas Boceng menegaskan bahwa gagasan ini merupakan langkah strategis untuk menjawab dua tantangan besar sekaligus:
Membantu mahasiswa yang menghadapi kendala ekonomi.
Berkontribusi nyata dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Palopo.
”Ide ini adalah langkah awal untuk mencari solusi kreatif,” ujar Dr. Annas Boceng, menunjukkan komitmen Unanda untuk tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga menjadi bagian dari solusi sosial dan lingkungan.
Sebagai tindak lanjut konkret, Unanda berkomitmen untuk segera membentuk Bank Sampah Kampus.
Mekanisme Bank Sampah Kampus
Konsep ini akan diimplementasikan melalui mekanisme Bank Sampah. Dr. Heny Tribuana, Direktur Pusat Studi SDGs, menyebut konsep ini berpotensi menjadi inovasi unggulan.
Mahasiswa menjadi nasabah yang menabung hasil pengumpulan sampah, seperti plastik, kertas, dan kaleng.
Nilai ekonomis sampah yang disetorkan akan dikonversi menjadi saldo tabungan.
Saldo tabungan inilah yang nantinya berpotensi digunakan untuk pembayaran biaya kuliah.
Direktur YBS, Abdul Malik Saleh, ST, yang juga mengelola Bank Sampah Baruga YBS, menyambut baik gagasan ini.
Ia memaparkan bahwa model ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan), serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Sementara itu, Dr. Abdul Rahman Nur, Wakil Rektor IV, menekankan perlunya kolaborasi erat dengan organisasi masyarakat sipil di bidang lingkungan untuk memperkuat implementasi gerakan ekonomi sirkular ini.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Universitas Andi Djemma untuk terus berinovasi dan bertransformasi menuju kampus berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kawasan Timur Indonesia. (***)










