SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kini menjadikan pisang kepok krecek sebagai motor penggerak ekonomi baru di sektor hortikultura. Tak hanya diakui sebagai varietas asli daerah oleh Kementerian Pertanian, komoditas ini juga mulai menembus pasar internasional dengan permintaan yang terus meningkat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutim, Dyah Ratnaningrum, mengungkapkan bahwa perluasan lahan menjadi strategi utama untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus tumbuh.
“Tahun ini, kami telah memperluas area tanam hampir 200 hektar di Muara Ancalong dan Long Mesangat, setelah sebelumnya fokus di Kaubun dan Kaliorang. Respons masyarakat sangat positif karena pasar pisang kepok ini jelas dan stabil,” ungkap Dyah.
Dengan dukungan pemerintah daerah, pisang kepok krecek Kutim kini memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. Selain cita rasanya yang khas, komoditas ini juga memiliki nilai jual tinggi baik untuk konsumsi langsung maupun untuk bahan baku industri pengolahan.
“Pasar ekspor mulai melirik pisang kepok krecek Kutim karena kualitasnya yang unggul. Ini peluang besar bagi petani lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka,” tambah Dyah.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus mendorong ekspansi komoditas unggulan ini sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi berbasis agribisnis. Dukungan berupa perluasan lahan, pendampingan teknis, hingga fasilitasi akses pasar menjadi fokus utama.
“Kami tidak hanya ingin menjadikan pisang kepok sebagai produk unggulan daerah, tetapi juga sebagai sumber kesejahteraan bagi petani dan masyarakat Kutai Timur secara keseluruhan,” tegas Dyah.
Dengan langkah strategis ini, Kutai Timur diharapkan dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu sentra hortikultura unggulan di Kalimantan Timur, sekaligus menciptakan perekonomian yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (adv)