PALOPO, PAMORNEWS — Di TENGAH hiruk pikuk politik lokal Sulawesi Selatan, muncul satu nama yang kini menarik perhatian publik bukan hanya karena jabatannya, melainkan juga kekayaan yang dimilikinya.
Ia adalah Naili Trisal, Wali Kota Palopo, yang secara resmi dinobatkan sebagai kepala daerah paling tajir di Sulsel, dengan total kekayaan menembus angka fantastis: Rp981 miliar.
Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan penegasan bahwa pengalaman bisnis strategis dapat menjadi modal politik yang revolusioner, bahkan mampu menggusur ikon kekayaan kepala daerah sebelumnya.
Transisi Tahta Kekayaan:
Menggusur Bupati Bulukumba
Dengan harta yang nyaris menyentuh Rp1 triliun, Naili Trisal berhasil mengambil alih posisi Andi Muchtar Ali Yusuf, Bupati Bulukumba, yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha alat berat dan pelayaran dengan kekayaan Rp266 miliar.
Kisah Naili adalah cerminan dari kesuksesan yang dibangun jauh sebelum ia memasuki arena birokrasi.
Sebelum memegang kendali Kota Palopo, ia dikenal luas sebagai Komisaris Utama PT Aweidha Maritim Utama, sebuah latar belakang yang menjelaskan mengapa pundi-pundi kekayaannya begitu masif.
Lulusan SMK yang Mengubah Birokrasi
Salah satu fakta paling menarik dari sosok Naili adalah latar belakang pendidikannya yang terkesan sederhana namun tidak menghalangi pencapaiannya. Ia tercatat sebagai lulusan SMK 1 Palopo yang sempat mengenyam pendidikan Psikologi di Universitas Jayabaya. Namun tak selesai.
Kesuksesannya menegaskan sebuah tesis di tingkat lokal: bahwa pengalaman bisnis dan kepemimpinan strategis dapat menjadi modal penting dalam pembangunan daerah, bahkan melampaui keterbatasan latar belakang pendidikan formal.
Sejak menjabat, Naili telah membuktikan rekam jejak bisnisnya berdampak positif pada tata kelola pemerintahan.
Di bawah kepemimpinannya, Palopo diklaim berhasil membangun birokrasi yang bersih dan responsif, secara signifikan mendongkrak kinerja pemerintah kota.
Pemicu Diskusi Publik
Kekayaan Naili Trisal yang hampir mencapai batas psikologis Rp1 triliun—serta diikuti oleh figur kaya lain seperti Muh Natsir Ali (Bupati Kepulauan Selayar) dan Suwardi Haseng (Bupati Soppeng) yang dijuluki “Raja SPBU”—tentu memicu diskusi publik yang hangat.
Fokus utama perbincangan masyarakat tertuju pada isu transparansi, akuntabilitas, dan bagaimana korelasi antara aset pribadi yang masif dengan kinerja pemerintahan daerah. Naili, yang juga memiliki fakta menarik pernah menggantikan posisi suaminya, Trisal Tahir, yang didiskualifikasi, kini menjadi simbol baru kepemimpinan di Sulsel.
Ia membuktikan, dengan pengalaman strategis dan integritas yang dibangun, seorang figur dapat memimpin daerah dan menerjemahkan modal kepemimpinannya untuk pembangunan, menjadikannya salah satu figur paling berpengaruh dan terkaya di jajaran kepala daerah Sulawesi Selatan.(***)










