Home / KALIMANTAN TIMUR / Kutai Timur

Kamis, 7 November 2024 - 12:15 WIB

Dinkes Kutim Fokus pada Eliminasi Malaria untuk 2027

Kutim – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menaruh perhatian besar terhadap penyakit malaria yang menjadi salah satu fokus prioritas kesehatan. Langkah ini diambil untuk mencapai tujuan nasional dan daerah dalam mengeliminasi penyakit malaria pada 2027.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Dinkes Kutim berkomitmen mengurangi angka kasus malaria hingga mencapai nol, sesuai dengan target eliminasi malaria yang dicanangkan baik di tingkat daerah maupun nasional.

“Maksudnya eliminasi ini ya kita berusaha agar angka kasusnya 0 atau tidak ada kasus sama sekali, baik daerah dan nasional punya target untuk eliminasi malaria di tahun 2027,” ujar Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal, Rabu (06/11/2024).

Baca juga  Tingkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Ketahanan Pangan: Bupati Kutim Dorong Pemanfaatan Sumber Daya Lokal

Meski Kabupaten Kutim secara umum termasuk dalam kategori endemis rendah, beberapa wilayah kerja Puskesmas masih tercatat memiliki angka endemisitas tinggi, terutama di kawasan pesisir.

“Sebenarnya Kutim ini wilayah dengan endemis rendah tapi di beberapa wilayah yang didominasi daerah pesisir seperti Kecamatan Sandaran, Sangkulirang dan Karangan merupakan wilayah endemis tinggi jadi disana ada kasus malaria,” jelas Bahrani.

Gejala awal malaria biasanya berupa menggigil, demam, dan berkeringat, yang muncul beberapa minggu setelah terinfeksi melalui gigitan nyamuk.

Baca juga  Kutim Dorong Percepatan Regulasi Perlindungan Perempuan dan Anak, Studi Tiru ke Semarang Jadi Langkah Strategis

Bahrani juga menyebutkan bahwa dalam konteks epidemiologi, kasus malaria lebih sering terjadi pada individu yang memiliki aktivitas tinggi di kawasan hutan.

Ia pun mengingatkan pentingnya langkah-langkah pencegahan malaria, seperti menghindari gigitan nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, mengonsumsi obat profilaksis, menjalani pola hidup sehat, dan mengurangi aktivitas di luar rumah pada malam hari, terutama di area hutan, tempat nyamuk malaria aktif.

“Secara garis besar atau epidemiologi penyakit malaria ini bersifat sporadic atau menyerang orang yang mempunyai aktivitas tinggi dan secara langsung berhubungan dengan hutan,” tambahnya. (*)

Share :

Baca Juga

KALIMANTAN TIMUR

Investasi PMDN di Kutim Serap 10 Ribu Tenaga Kerja Lokal

KALIMANTAN TIMUR

Diskominfo Kutim Optimalkan SP4N Lapor untuk Tanggapi Keluhan Warga

KALIMANTAN TIMUR

Kutim Siap Gelar Pilkada Serentak 2024: Fokus pada Netralitas dan Keamanan

KALIMANTAN TIMUR

Pemkab Kutim Perkuat Kapasitas Pengelolaan Risiko di Seluruh Kecamatan

KALIMANTAN TIMUR

Diskominfo Kutim Dorong Jurnalis Daerah Tingkatkan Profesionalisme dan Tangkal Hoaks

KALIMANTAN TIMUR

DBD Meningkat di Musim Hujan, Dinkes Kutim Gelar Program Imunisasi Kejar

KALIMANTAN TIMUR

Sekda Kutai Timur Soroti Kehadiran Minim dalam Rapat Radalok

KALIMANTAN TIMUR

STIPER Kutim Fokus Tingkatkan Kualitas Lulusan, Wisuda ke-XIX Jadi Tonggak Pengembangan Perguruan Tinggi