KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur menggelar Rapat Pengendalian Operasional Kegiatan (Radalok) ke-5 Triwulan IV sebagai langkah untuk mengevaluasi capaian kinerja dan penyerapan anggaran sepanjang tahun 2024.
Dalam sambutannya, Rizali menegaskan bahwa Radalok merupakan forum penting untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara SKPD guna memastikan efektivitas pelaksanaan program. Menurutnya, kehadiran seluruh pihak yang diundang sangat krusial untuk menjalankan evaluasi secara optimal.
Rapat ini dihadiri oleh berbagai pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Timur, Rizali Hadi.
“Radalok adalah kesempatan untuk kita semua berkoordinasi dan menyelesaikan permasalahan secara bersama. Kehadiran yang penuh dari semua pihak akan memastikan proses evaluasi berjalan lancar,” ujar Rizali.
Sekda Kutim ini juga mengajak seluruh SKPD untuk lebih proaktif dalam mengejar target dan meningkatkan kinerja agar pembangunan di Kutai Timur dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Rizali juga memaparkan bahwa hingga Triwulan IV, capaian fisik baru mencapai 60 persen, sedangkan penyerapan anggaran masih tercatat 41 persen dari total anggaran sebesar Rp 14 triliun. Dia menegaskan bahwa target minimal yang harus dicapai adalah di atas 80 persen, mengacu pada capaian tahun lalu yang berhasil mencapai 83 persen.
“Jika anggaran kita seperti DKI Jakarta yang mencapai Rp 80 triliun, tentu kita akan kesulitan. Tapi dengan anggaran Rp 14 triliun ini, kinerja kita masih perlu ditingkatkan. Semoga tahun ini kita bisa mencapai atau bahkan melampaui target 80 persen,” katanya.
Rizali menambahkan, untuk memastikan pencapaian tersebut, Pemkab Kutim akan lebih mengintensifkan pelaksanaan Radalok sebagai sarana monitoring dan evaluasi rutin. Dengan langkah ini, diharapkan setiap kendala yang dihadapi oleh SKPD dapat segera teridentifikasi dan diselesaikan bersama.
“Tahun 2024, kami berharap capaian anggaran dapat melampaui 83 persen atau setidaknya setara dengan tahun lalu. Melalui Radalok yang lebih sering, kita akan terus memantau dan mencari solusi atas hambatan yang ada,” terang Rizali. (adv)