KUTIM – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur semakin menarik minat investor dengan sejumlah perusahaan menyatakan kesiapan berinvestasi. Kawasan strategis nasional ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan luas lahan mencapai 32.500 hektare di Desa Citra Manunggal, Kecamatan Kaliorang.
Saat ini, KEK MBTK telah memenuhi perizinan operasional dari tiga kementerian. Meski sempat menghadapi potensi penurunan status menjadi Kawasan Pelabuhan Khusus akibat lambatnya izin, kawasan ini kini siap memulai era baru sebagai pusat investasi.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kutai Timur, Darsafani, PT Palma Serasih Internasional (PSI) menjadi perusahaan pertama yang beroperasi di KEK MBTK, fokus pada pengolahan kelapa sawit. Selanjutnya, PT Energi Agro Investama (EAI) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan akan membangun bulking station untuk penyimpanan minyak sawit.
“PT EAI akan memproduksi turunan kelapa sawit seperti PT PSI. Ini menjadi langkah konkret memperkuat sektor industri kelapa sawit di KEK MBTK,” ungkap Darsafani.
Darsafani berharap masuknya lebih banyak investor ke KEK MBTK dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Kutai Timur. “Kami optimis kawasan ini akan menjadi pusat industri strategis di Kalimantan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” pungkasnya.
Selain itu, PT Alkindo, yang berencana memproduksi atap multi roof dan minyak, telah menyatakan minatnya meski belum menandatangani MoU. Di sisi lain, perusahaan asal Tiongkok, PT Anhui Guangxin Agrichemical, tengah dalam proses negosiasi harga sewa lahan untuk membangun fasilitas produksi pupuk kimia dengan bahan baku dari PT PKT di Bontang (adv)